Tugas Resume Kuliah Umum
“Tema : Pengelolaan Polder Banger”
Narasumber :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. S Imam Wahyudi, DEA.
Pembahasan :
Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia
yang masih sering mengalami banjir khususnya pada saat musim hujan. Dengan
curah hujan yang cukup tinggi, lokasi kota Semarang yang sangat dekat dengan
laut ditambah dengan adanya penurunan lahan (land subsidence) di beberapa
daerah di kota Semarang membuat banjir tidak dapat terlakkan lagi. Dimana dari
pusat pengamatan penurunan lahan (land subsidence) disemarang dimana rata-rata
penurunan setiap tahunnya sebesar 5 – 10 cm/tahun. Untuk mengatasi
permasalahan banjir tersebut diperlukan sistem yang terintegrasi dengan
wilayah-wilayah di sekitar lokasi banjir. Salah satu penanggulangan banjir
perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membangun polder. Polder
ini diharapkan dapat menjadi solusi atas banjir perkotaan yang selama ini terjadi.
Sistem pengelolaan polder ini memiliki
kelembagaan sangat prestisius, dimana apabila dipemerintahan Belanda pimpinan dalan pengelolaan ini yaitu setara dengan walikota,
dalam hal ini tujuannya agar pengelola memiliki otoritas dalam mengelola sistem
perairan yang ada di Semarang. Secara umum Semarang dibatasi oleh dua sungai besar, yaitu
Banjir Kanal Barat dan sekarang sedang dinormalisasi adalah sungai Banjir Kanal
Timur. Perkembangannya polder ini mengalami beberapa hambatan seperti masalah
pendanaan dan ketidakjelasan kewenangan pengelolaannya yang disebabkan
kurangnya koordinasi dari berbagai pihak terkait, oleh karena itu diperlukan
suatu komitmen dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk
bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.
2. Bapak Ir. Suseno Darsono, MSc., PhD
Pembahasan :
Penerapan sistem polder
kali banger merupakan sistem yang berbasis dengan keikutsertaan masyarakat sebagai
pengelola sistem polder ini, penerapan sitem polder di Semarang mejadi salah satu contoh kota yang berada di Indonesia yang pertama kali menerapka sistem polder sebagai sistem untuk
menangani banjir di indonesia. Adanya penerapan sistem polder di Semarang tentunya ada
alasan yang membuat sistem ini diterapkan diantaranya adalah kondisi geografi
atau bentuk daratan yang memiliki kontur yang landai/datar pada area yang dekat
dengan laut, sehingga sering terjadi banjir dan rob pada daratan
yang landai/datar. Dengan adanya penerapan sistem
polder ini diharapkan bisa menangani masalah banjir dan rob yang sering terjadi
di dataran yang posisinya landai/datar yang mendekati area laut atau sungai.
Secara umum sistem polder
adalah dataran rendah yang membentuk daerah yang dikelilingi oleh tanggul. Pada
daerah ini air buangan seperti air kotor dan air hujan dikumpulkan di suatu
badan air (sungai, kanal) lalu dipompakan ke badan air yang lebih tinggi
posisinya, hingga pada akhirnya dipompakan ke sungai atau kanal yang bermuara
ke laut.
Penerapan sistem polder
dapat memecahkan masalah banjir perkotaan. Suatu subsistem-subsistem
pengelolaan tata air tersebut sangat demokratis dan mandiri sehingga dapat
dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam hal pengendalian
banjir kawasan permukiman mereka. Unsur terpenting di dalam sistem polder
adalah organisasi pengelola, tata kelola sistem berbasis partisipasi masyarakat
yang demokratis dan mandiri, serta infrastruktur tata air yang dirancang,
dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat. Sedangkan pemerintah hanya
bertanggung jawab terhadap pengintegrasian sistem-sistem polder, pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan sungai-sungai utama.
Pada sekarang ini selain penerapan sistem polder sebagai salah satu
penanganan banjir dan rob di Semarang, mulai dikembangkan dan diterapkan Early
Warning System atau sistem
peringatan dini banjir, hal ini menjadi salah satu indikator juga dalam
pengelolaan sistem polder di Semarang agar rencana dan kapasitas dari
perencanaan pompa dalam sistem polder dapat menangani bencana banjir yang
terjadi. Dalam pengamatan dan pengembangan
Early Warning System yang ada di Semarang berlokasi di bendung Pucang Gading. Dalam pengelolaan drainase di Semarang
pada sekarang ini sudah dibentuk PERDA mengenai sistem pengelolaan dan
pengaturan drainase di Semarang, dimana Semarang merupakan satu-satunya kota di
Indonesia yang memiliki PERDA mengenai drainase. Sehingga pada saat ini di
pemerintah Kota Semarang gencar membangun sistem polder ini sebagai salah satu
solusi yang di pilih dalam menangani bencana banjir dan rob di Semarang, dimana
sekarang ini masih banyak proyek pelaksanaan pembangunan sistem polder di Semarang yang belum selesai
karena masih dalam proses perencanaan dan pembebasan lahan di area rencana
sistem polder.
Sistem polder
adalah salah satu area daratan yang dipisahkan sistem drainasenya dengan
daratan yang lain dengan dipisahkan dengan adanya tanggul yang mengelilingi
area pemukiman dan hanya bisa dikeluarkan dari kolam penampungan yang kemudian
dipompo keluar area daerah tersebut. Rencana pembangunan beberapa sistem polder
di Semarang nantinya
akan diikuti dengan adanya pembangunan Jalan Tol Semarang Demak yang berlokasi di sepanjang pantai,
dimana Jalan Tol ini nantinya juga akan berfungsi sebagai tanggul untuk menahan
air rob yang akan masuk ke pemukiman warga.
Dibuat
Oleh :
Nama :
Adi Gunawan
NPM :
15640052
Tanggal : 14 November 2018
Tempat : Kampus 4 Universitas PGRI Semarang
No comments:
Post a Comment